Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran akan bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Pembelajaran fisika yang hanya ditekankan pada aspek produk seperti menghapal konsep-konsep, prinsip-prinsip atau rumus-rumus tidak memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran fisika serta tidak dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa.
Mengapa fisika di kalangan siswa dianggap sulit? Kuncinya, kata Yohanes Surya, karena pada umumnya siswa kurang memahami konsep fisika. Yohanes Surya mengatakan bahwa hanya dengan memahami konsep fisika maka seseorang baru akan mencintainya. Apabila disadari dimanapun kita berada kita tidak bisa lepas dari hukum-hukum fisika. Ekspresi fisika dapat dijumpai dimanapun. Fisika merupakan bagian dari kehidupan kita, karena ia melekat dengan fenomena jagat raya dan lingkungan hidup kita. Fisika bahkan menjadi jendela utama untuk membedah rahasia kehidupan kita. Pada intinya apa yang menjauhkan seseorang dari fisika adalah karena dia belum menyelami keindahannya. Jika telah jatuh hati maka dia pasti tidak akan berhenti berfikir dan menikmatinya.
Permendiknas no 41 tahun 2007 menyangkut tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah meliputi perencanaan, proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran. Berdasarkan permen ini, proses pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
materi lainnya :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar